kami mempersiapkan pementasan Tablo ini kurang lebih selama 3 bulan. Dalam waktu-wakut itu, kami tidak hanya menghadirkan pelatih, tetapi juga disertakan dengan pembekalan rohani dan spirit bagi para pemeran. Hal ini agak sulit dan menyita waktu, mengingat para pemeran Tablo kali ini melibatkan umat selain dari sekitar paroki juga dari dua stasi agak jauh yaitu dari Kenda dan Watu Alo. Maka mendekatkan mereka secara emosional, persaudaraan, dan kebersamaan menjadi sangat penting.
Paroki Santo
Fransiskus Assisi Karot Sukses Pentaskan Tablo Jumat Agung 2025
Ruteng (Komsos Paroki F_Assisi Karot). Sekretariat bersama 7 Paroki Se-Kota Ruteng melalui Paroki St. Fransiskus Assisi, Karot sukses mementaskan Tablo Kisah Sengsara Yesus Kristus di Natas Labar Motang Rua, Jumat (18/04/2025). Rangkaian perayaan Jumat Agung ini diawali dengan ibadat dan pemberkatan Natas Labar Motang Rua oleh Yang Mulia Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, Pr.
Sejak pagi
ribuan umat katolik dari 7 Paroki Kota dan sekitarnya telah memadati Natas
Labar Motang Rua untuk menyaksikan kembali visualisasi kisah sengsara Yesus
yang dipentaskan di tempat ini setiap tahunnya. Pementasan Tablo kali ini
sedikit berbeda, sebab seluruh rangkaian perhentian perjalanan kisah sengsara
dari Rumah Pilatus hingga penyaliban di Bukit Golgota diselesaikan di Natas
Labar Motang Rua. Hal itu dimaksud agar perhatian seluruh umat yang hadir terfokus
pada satu peristiwa kisah melalui satu pementasan yang utuh, hingga kembali ke
paroki masing-masing dalam suasana hening atau dalam suasana permenungan.
Pastor Paroki
St. Fransiskus Assisi karot, Pater Bonivantura Y. Lelo, OFM, yang didaulat
sebagai koordinator 7 Paroki kota Ruteng dalam perayaaan Jumat Agung tahun ini
mengatakan bahwa suksesnya pementasan Tablo kali ini tidak terlepas dari
rangkain persiapan yang serius, komunikasi, dan koordinasi lintas sektoral.
“kami mempersiapkan pementasan Tablo ini kurang lebih selama 3 bulan. Dalam
waktu-wakut itu, kami tidak hanya menghadirkan pelatih, tetapi juga disertakan
dengan pembekalan rohani dan spirit bagi para pemeran. Hal ini agak sulit dan
menyita waktu, mengingat para pemeran Tablo kali ini melibatkan umat selain
dari sekitar paroki juga dari dua stasi agak jauh yaitu dari Kenda dan Watu
Alo. Maka mendekatkan mereka secara emosional, persaudaraan, dan kebersamaan
menjadi sangat penting” ungkap imam Fransiskan yang sering disapa Pater Bovan tersebut.
Pater Bovan juga
dengan penuh bangga menyampaikan apresiasi kepada para pemeran tablo dan
panitia penyelanggara. Hal yang sama juga disampaikannya untuk para pastor
paroki gugus kota Ruteng, para pengurus DPP, Pengurus umat lintas agama, dan
tentunya kepada Pemerintah Daerah Manggarai yang telah hadir dan terlibat
langsung melalui beberapa instansi terkait sejak persiapan, rapat-rapat
koordinasi, pengamanan, dan rangkaian himbauan untuk Jumat Agung Hening di Kota
Ruteng dan sekitarnya.
Berbagai kesan
tentang pementasan tablo jumat agung di Natas Labar Motang Rua kali ini datang
juga dari beberapa umat dan imam. Richard Roden, Egi Teren, Romo Andi Latu
Batara, Pater Kris Sambu, dan Romo Blasius Harmin melalui grup Whatsapp paroki
Kota, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kesuksesan pementasan ini.
“pementasan yang luar biasa. Sungguh, umat merasa sangat tersentuh bahkan
menangis mengikuti dan menyaksikan setiap adegan kisah sengsara ini.”
Di tempat
terpisah, Vian Budiarto dan Belgranus M. Ramut (Egi), dua sosok yang menyusun
skenario Tablo Jumat Agung ini merasa puas dengan pementasan ini. Senada,
keduanya mengucapkan terima kasih untuk kebersamaan dalam menggarap karya ini.
“Tiga hal yang mau saya sampaikan, penampilan yang luar biasa dan menyentuh,
terima kasih untuk dedikasinya, dan kami bangga bisa menggarap karya ini
bersama semua pemeran yang sudah terlibat. Kita memang sejak awal sudah
sampaikan bahwa di satu sisi kita melakonkan kisah sengsara Yesus atau
dramatisasi, dan di sisi yang lain Tablo ini adalah doa dan ibadat. Kedua unsur
itu lengkap pada pementasan hari ini,” kata Vian dan Egi.
Hujan yang
mengguyur kota Ruteng pada pagi ini tidak menyurutkan niat dan kekhusukan
ribuan umat katolik yang hadir. Mereka mengikuti seluruh rangkaian kisang
sengsara Yesus yang dipentaskan pada momen Jumat Agung ini hingga selesai. Hadir
juga menyertai umat dalam pementasan
Tablo di Natas Labar Motang Rua ini adalah Bupati Manggarai dan Ibu,
unsur-unsur dari Forkompinda Manggarai, biarawan-biarawati, dan beberapa
kelompok peziarah rohani dari berbagai daerah.
KERJA SAMA BERBAGAI
PIHAK
Kesuksesan dan
kelancaran tablo kisah sengsara Yesus ini terjadi karena kerjasama berbagai
pihak yang terlibat. Panitia Jumat Agung hening melibat berbagai pihak litas
generasi dan lintas komunitas. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam tablo ini
adalah: Paroki Karot sebagai manager umum, tim kreatif: Vian Budiarto dan
Belgranus M. Ramut (komunitas teater saja), soundsister: UCM, dokumentasi dan
publikasi: KOMSOS Keuskupan Ruteng dan KOMINFO Kabupaten Manggarai, paduan
suara: Glorfy dan Gita Sang Surya, Pemeran tablo: utusan umat Paroki Karot, tim
kostum: Yollan Perry, Yoan Perry, Paulus Syukur dan Valdi, tim dekorasi: wanita
Katolik Republik Indonesia (WKRI) cabang Paroki Karot. Pemeran tablo ini
melibatkan umat Paroki Karot lintas generasi mlai dari anak-anak, remaja, orang
muda dan orang tua. Dengan demikian pementasan tablo ini menjadi wadah untuk
mempersatuakan berbagai komunitas dan berbagai generasi.