“Pesan dari persekutuan dan cara hidup jemaat perdana adalah upaya merawat iman agar terus hidup, berbuah, dan berkembang. Natal dan Tahun baru bersama yang kita selenggarakan ini juga kiranya menjadi momentum merawat persaudaraan di antara kita untuk seterusnya membangun persaudaraan dan iman semua umat yang kita layani” demikian Pater Epin menutup renungan singkatnya.
Ruteng (Komsos…Karot) --- Tujuh Paroki Gugus Kota Ruteng (Katederal, Cewonikit, Golodukal, Redong, Kumba, Mbaumuku, Karot) mengadakan Natal dan Tahun Baru Bersama yang berlangsung di Aula Paroki St. Fransiskus Assisi, Karot, Minggu (19/01/2025). Acara Natal dan Tahun Baru bersama ini bersamaan dengan pertemuan rutin 7 Paroki dalam kota Ruteng yang diadakan setiap tiga bulan.
Acara Natal dan Tahun baru bersama diawali dengan ritus penyambutan para tamu (Kepok) dari setiap paroki yang dibawakan oleh Tua Adat dari Paroki Karot dan diterima oleh koordinator Paroki Kota Romo Ardi Obot, Pr. Selepas ritus penyambutan, Pater Epin, OFM, Pastor Rekan Paroki St. Fransiskus Assisi Karot, memimpin ibadat singkat sebagai pembuka Acara Nataru bersama diiringi koor dari Glorify Choir yang membawakan lagu-lagu dengan sangat meriah.
Dalam kotbahnya, Pater Epin OFM mengajak semua yang hadir untuk kembali belajar dari cara hidup para jemaat perdana yang merupakan isi teks bacaan kitab suci untuk Natal dan tahun baru bersama tersebut. “Pesan dari persekutuan dan cara hidup jemaat perdana adalah upaya merawat iman agar terus hidup, berbuah, dan berkembang. Natal dan Tahun baru bersama yang kita selenggarakan ini juga kiranya menjadi momentum merawat persaudaraan di antara kita untuk seterusnya membangun persaudaraan dan iman semua umat yang kita layani” demikian Pater Epin menutup renungan singkatnya.
Sementara itu, Pastor Paroki Fransiskus
Assisi Karot, Pater Bonivantura Y. Lelo OFM dalam kesempatan sharing Pastoral
selepas ibadat mempertegas apa yang menjadi kebiasaan jemaat perdana. Menurut
Pater Bovan, dalam konteks pastoral, para imam dan agen pastoral lainnya
mestinya selalu bertanya tentang dampak dari begitu banyak program yang telah
dibuat. Apakah sudah memberdayakan umat ataukah umat selalu menjadi obyek dari
setiap program. Oleh karena itu, agar umat sungguh menjadi pelaku iman, menurut
Pater Bovan OFM, KBG harus terus diberdayakan sampai umat menyadari bahwa mereka
sesungguhnya adalah gereja itu sendiri atau dengan rumusan lain Gereja dalam
umat, bukan umat dalam gereja.
Perhatian terhadap pemberdayaan KBG menurut
Pater Bovan OFM juga merupakan satu bagian yang terus menjadi konsen dari rangkaian
sidang dan pertemuan para uskup se-Asia. Menurutnya, ada tiga tantangan besar
dalam kehidupan umat yang menjadi kegelisahan pastoral dewasa ini yaitu
individualisme, konsumerisme, dan sekularisme. Ketiga tantangan ini membuat
cita rasa religius itu semakin berkurang. Karena itu memberdayakan umat Basis
dengan ideologi Kitab Suci, menurut Pater Bovan OFM adalah semacam membangun budaya
tandingan terhadap tantangan tersebut di atas.
“Sejak di tahun 2024, kami di Paroki Karot
sudah mengembangakan katekese akar rumput. Fasilitatornya berasal dari umat itu
sendiri. Dalam setiap kunjungan ke KBG atau Wilayah, saya selalu menekankan
agar mereka menjadi basis dari 5 pilar atau tugas gereja yakni doa dan ibadat,
pewartaan, persekutuan, pelayanan, dan kesaksian. Mereka sendiri harus menjadi
pelaku dari 5 pilar itu dan itu menjadi tanggung jawab dari semua orang yang
sudah menerima baptisan, bukan hanya imam” tegas Pater Bovan.
Sharing pastoral berlanjut dengan diskusi
berkaitan dengan upaya bersama untuk terus melibatkan seluruh umat dalam
membangun identitas kekatolikan di Kota Ruteng dan mengintensifkan rangkaian
kesemarakan serta kekhusukan pada perayaan-perayaan besar seperti Paskah dan
Natal. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan acara resepsi bersama diselingi
dengan lagu-lagu indah nan merdu persembahan dari Glorify Choir, OMK Paroki
Karot, dan beberapa siswa SMP dan SD.
Hadir dalam acara Natal dan Tahun bersama ini adalah Para pengurus DKP-DPP St. Fransiskus Assisi Karot, para pengurus stasi Kenda dan Watu Alo, Tokoh Umat dan Adat setempat, Para Pastor Paroki, Pastor rekan, serta pengurus DKP-DPP dari 6 Paroki Kota lainnya. Untuk diketahui, pertemuan 7 Paroki Gugus Kota Ruteng selanjutnya akan berlangsung di Paroki Kristus Raja, Mbaumuku. (sk)