T-SIBAK (Tutung-sabda Inpirasi Batinku): 30 Maret 2025; Minggu Prapaskah IV; Bacaan I: Yosua 5:9a.10-12; Bacaan II: 2 Korintus 5:17-21; Bacaan Injil: Lukas 15:1-3.11-32
Bacaan
Pertama: Yosua 5:9a.10-12
“Umat Allah
memasuki tanah yang dijanjikan, dan merayakan Paskah.”
Sekali
peristiwa, setelah Yosua selesai menyunatkan seluruh bangsa, berfirmanlah Tuhan
kepada Yosua, “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir dari padamu.” Sementara
berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat
belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho. Lalu pada hari sesudah
Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih
gandum, pada hari itu juga. Pada keesokan harinya, setelah mereka makan hasil
negeri itu, manna tidak turun lagi. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi,
tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur
Tanggapan: Mazmur 89:2-3.4-5.27.29
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
· Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada
di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah
hati mendengarnya dan bersukacita.
· Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama
memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan
melepaskan daku dari segala kegentaranku.
· Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan
tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan
mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
Bacaan Kedua: 2
Korintus 5:17-21
“Allah mendamaikan
kita dengan diri-Nya lewat Kristus.”
Saudara-saudara,
barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama telah berlalu,
dan sungguh, yang baru sudah datang. Semuanya ini datang dari Allah yang telah
mendamaikan kita dengan diri-Nya dengan perantaraan Kristus dan yang telah
mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan
dunia dengan diri-Nya lewat Kristus tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka.
Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini utusan
Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama
Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus
yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar
Injil: Lukas 15:18
Baiklah aku
kembali kepada bapaku dan berkata, “Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan
bapa.”
Bacaan Injil
Lukas 15:1-3.11-32
“Adikmu telah
mati dan menjadi hidup kembali.”
Para pemungut
cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia
menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus
menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Ada seorang mempunyai dua anak
laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian
harta milik kita yang menjadi hakku’. Lalu ayahnya membagi-bagi harta kekayaan
itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh
bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya
itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya harta miliknya, timbullah
bencana kelaparan di negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan
bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang
untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi
makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun memberikannya kepadanya. Lalu ia
menyadari keadaannya, katanya, ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang
berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan
bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa
terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa;
jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka bangkitlah ia dan pergi
kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu
tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia
lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya, ‘Bapa, aku telah
berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak
Bapa.’ Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari
jubah yang terbaik, kenakanlah kepadanya; pasanglah cincin pada jarinya, dan
sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan
marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi
hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka
bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika pulang
dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu
ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu
tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat.’ Maka marahlah
anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara
dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, “Telah bertahun-tahun aku
melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku
belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan
sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan
harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak
lembu tambun untuk dia.’ Kata ayahnya kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu
bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut
bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali,
ia telah hilang dan didapat kembali’.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RENUNGAN
Kedamain
dan sukacita sulit ditemukan dalam dendam, tetapi dapat ditemukan dalam pengampunan.
Kesalahan anak bungsu bukanlah kesalahan kecil dan biasa tetapi kesalahan
fatal. Mengapa demikian? Pertama karena dengan meminta hak warisan sama saja
dia mengharapkan ayahnya meninggal karena biasanya pembagian warisan dilakukan
ketika seorang ayah hampir meninggal. Kedua, anak bungsu melecehkan dan merebut
hak kakaknya karena hak warisan pertama-tama adalah anak sulung dan anak
sulunglah yang berhak terlebih dahulu meminta warisan. Sang ayah tetap
menerima, mengampuni bahkan bersukacita atas kembalinya anak bungsu. Sang Allah
menggambarkan Allah yang berbelas kasih dan mengampuni setiap orang yang
berdosa dan mau bertobat. Pengampunan memang tidak mengubah masa lalu, tetapi
menumbuhkan harapan akan masa depan yang lebih baik. Iman akan Allah yang
maharahim dan berbelaskasih inilah yang menjadi dasar keberanian untuk
berotabat. Semoga masa prapaskah ini menjadi kesempatan bagi kita untuk
untuk menghadirkan dan menampilkan wajah Allah yang Maharahim dan penuh belas kasih
yang diwujudkan dalam sikap saling mengampuni. Yesus sendiri juga mengajarkan
kita dalam doa bapa kami untuk saling mengampuni satu sama lain “ampunilah kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”. Tuhan memberi kita
damai dan segala kebaikan.